Diringkas oleh: Sri Setyawati
Grace Livingston Hill dikenal publik sebagai "Ratu Novel Kristen". Banyak orang yang mengaguminya. Grace adalah anak tunggal seorang pastor Presbiterian yang lahir sehari setelah peristiwa penembakan Presiden Abraham Lincoln. Grace mulai mengenal tulisan melalui buku cerita yang dibacakan orang tuanya.
Grace memutuskan untuk menjadi penulis setelah suaminya meninggal. Pengalamannya menjanda memberikan kontribusi besar dalam tulisan-tulisannya. Dalam 1 tahun, rata-rata ada dua novel yang ditelurkannya. Novel pertamanya adalah "A Chautauqua Idyl" (1887). Kemudian ia menulis "The Witness" (Saksi) (1939) yang menarik perhatian harian Sunday School Herald dan yang membuat banyak orang menjadi percaya kepada Kristus serta memperbarui komitmen iman Kristen mereka. Ada juga "A Girl to Come Home To" (Gadis yang Pulang ke Rumah) yang bercerita tentang seorang veteran yang pertama kali melihat pertempuran berdarah lalu menjadi kecewa. Imannya lalu dikuatkan kembali sepulangnya dari medan perang. Sementara buku terakhir Grace yang terbit adalah "Where Two Ways Meet" (Tempat Dua Jalan Bertemu). Selain menulis novel, ia juga menulis kolom religius, "The Christian Endeavor Hour", dan berkolaborasi dengan Evangeline Booth untuk menulis "The War Romance of Salvation Army" (Romans Perang Bala Keselamatan) (1918).
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Grace Livingston Hill dikenal publik sebagai "Ratu Novel Kristen". Banyak orang yang mengaguminya. Grace adalah anak tunggal seorang pastor Presbiterian yang lahir sehari setelah peristiwa penembakan Presiden Abraham Lincoln. Grace mulai mengenal tulisan melalui buku cerita yang dibacakan orang tuanya.
Grace memutuskan untuk menjadi penulis setelah suaminya meninggal. Pengalamannya menjanda memberikan kontribusi besar dalam tulisan-tulisannya. Dalam 1 tahun, rata-rata ada dua novel yang ditelurkannya. Novel pertamanya adalah "A Chautauqua Idyl" (1887). Kemudian ia menulis "The Witness" (Saksi) (1939) yang menarik perhatian harian Sunday School Herald dan yang membuat banyak orang menjadi percaya kepada Kristus serta memperbarui komitmen iman Kristen mereka. Ada juga "A Girl to Come Home To" (Gadis yang Pulang ke Rumah) yang bercerita tentang seorang veteran yang pertama kali melihat pertempuran berdarah lalu menjadi kecewa. Imannya lalu dikuatkan kembali sepulangnya dari medan perang. Sementara buku terakhir Grace yang terbit adalah "
WHERE Two Ways Meet" (Tempat Dua Jalan Bertemu). Selain menulis novel, ia juga menulis kolom religius, "The Christian Endeavor Hour", dan berkolaborasi dengan Evangeline Booth untuk menulis "The War Romance of Salvation Army" (Romans Perang Bala Keselamatan) (1918).
selengkapnya... about Grace Livingston Hill, Novelis yang Setia Menyampaikan Pesan Tuhan