Bahan Belajar Kristen Online dapatkan di:live.sabda.org

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PELITAKU

Franz Kafka

Franz Kafka dilahirkan di Praha, Cekoslovakia, pada 3 Juli 1883. Dia wafat di Wina pada 3 Juni 1924. Kafka merupakan salah seorang penulis terkemuka pada abad ke-20. Berdarah Ceko-Yahudi, dia memperlihatkan suatu corak unik dalam sastra dunia sehingga, tidak diragukan lagi, merupakan salah seorang penggagas dan penemu baru dalam bidang sastra. Hal ini pernah dia ucapkan dalam salah satu tulisannya, "Hemat saya, sebaiknya kita hanya membaca buku-buku yang mencambuk. Kalau buku yang kita baca itu tidak menyadarkan kita, seolah-olah kita ditampar di muka, guna apa kita membacanya? Sekadar untuk menyenangkan hati .... Ya, Tuhan, tanpa buku kita juga bisa senang, dan karangan yang menyenangkan hati kita, kematian seseorang yang amat kita cintai -- seorang yang kita cintai lebih daripada diri kita sendiri, seperti kalau kita dikucilkan ke hutan belantara, jauh dari semua manusia lain, seperti peristiwa bunuh diri. Sebuah buku harus berupa kapak tajam untuk membuka laut beku di hati kita." Pendapat Kafka ini adalah hasil terjemahan E. Korah-Go, sementara terjemahan cerita pendek Di Muka Pengadilan yang dikutip di sini diambil dari Horison, No. 11, Th. XIV, November 1979.

Gambar: Franz Kafka

Pengungkapan sastra Franz Kafka adalah pembeberan sebuah dunia. Bentuk ini "baru" dalam sastra dunia. Karya sastra sebelum zamannya merupakan pengungkapan sebuah dunia, refleksi peristiwa, dan tanggapan terhadap peristiwa. Akan tetapi, Kafka membawa dunia baru, tanpa penafsiran, dan menyajikannya sebagai kenyataan. Sebagaimana yang pernah dikatakan Sutardji Calzoum Bachri tentang pembebasan kata dari beban pengertian, "kursi" misalnya, bukan tempat duduk, tetapi sebuah benda yang bernama 'kursi', demikianlah yang Kafka lakukan. Dia menyajikan 'sesuatu', bukan menafsirkannya sehingga pembaca diberi kebebasan mutlak untuk menafsirkannya, sebagaimana dalam bagian cerita pendek Di Muka Pengadilan.

Masa muda Franz Kafka ditandai dengan sifat pemalu dan pemurung. Hidupnya selalu dicekam ketakutan dan kesepian karena ketegangan dengan ayahnya yang sangat keras. Tidak banyak karyanya yang sempat diterbitkan selagi dia hidup. Umumnya, karya-karyanya dipublikasikan setelah dia meninggal, berkat usaha sahabatnya yang juga seorang penulis-komponis berdarah Austria-Yahudi bernama Max Brod (1884 -- 1968). Puisi, cerita pendek, drama, bahkan beberapa cerita panjang ditemukan setelah dia meninggal, sebagaimana beberapa penggalan novel yang belum rampung. Akan tetapi, semua karya Kafka menunjukkan suatu kekuatan senyap yang muncul sebagai arus lahar yang begitu kuat. Penyajian pertentangan watak-wataknya mencirikan pertentangan pribadinya dengan orang tuanya, juga pengungkapannya terhadap lingkungan hidup masyarakat Yahudi di kota Praha, suatu alur yang mampu memperlihatkan ciri prosa dan sastra suatu abad.

Pengaruh Kafka sangat luas, baik di Eropa maupun di Amerika. Bahkan, pengarang drama terkenal, Samuel Beckett (1906 -- 1989), memperlihatkan pengaruh Kafka dalam dramanya yang kesohor, En Ettendent Godot (Menunggu Godot). Pengarang Irlandia ini memperoleh Hadiah Nobel Sastra pada 1969 dengan catatan dari Akademi Swedia, "Untuk karangan-karangannya yang di dalamnya serba kekurangan manusia modern, mendapatkan tempat yang luhur lewat bentuk-bentuk novel dan drama gaya baru." Seharusnya, penilaian ini jatuh pada Kafka jika saja pengarang Polandia-Austria ini sempat menerbitkan karya-karya besarnya selagi dia hidup.

Dalam karya-karya Kafka, muncul absurdisme yang mencirikan aliran absurdisme. Tragedi demi tragedi nasib manusia dilukiskan dengan tenang dan dingin, dan di lain sisi, karya Kafka juga mencirikan aliran ekspresionisme yang berusaha mencari dan menemukan kebebasan mutlak sebagai arti kehadiran dan kemerdekaan. Beberapa karyanya, antara lain: Betrachtung (1913), Der Heizer (1913), Das Urteil (1916), Die Verwandlung (1916), Der Prozess (1925), Das Schloss (1926), America (1927), dan Brief an den Vater (1960). Buku yang disebut terakhir memperlihatkan konflik yang terjadi antara Kafka dan ayahnya yang keras dan otoriter, juga mengungkapkan kekecewaan, ketakutan, dan keterkucilannya di tengah masyarakat yang "lain" karena darah Yahudi yang dia miliki sehingga seolah-olah tanpa tanah air. Suatu tragedi karena sebagai orang Ceko-Yahudi, dia justru menulis dalam bahasa Jerman, seperti halnya pekerjaannya sebagai juru tulis dan bidang tugas yang jauh dari impiannya, tetapi yang pada kenyataannya dia jalani. Hidup Kafka sendiri adalah tragedi, sementara tragedi itu mampu dia refleksikan dalam karya-karya sastra yang cemerlang. Hampir seluruh hidup manusia adalah lambang, sebagaimana Kafka adalah lambang absurditas; seperti halnya lambang penantian panjang dalam Di Muka Pengadilan yang dimuat di sini sebagai salah satu ciri absurdisme yang dibawa Franz Kafka.

Audio Franz Kafka

Diambil dari:
Judul buku : Tokoh-Tokoh Cerita Pendek Dunia
Judul artikel : Franz Kafka (1883-1924)
Penulis : Korrie Layun Rampan
Penerbit : PT Grasindo
Halaman : 151 -- 153

Komentar